Green Information: Kunci Mengubah Perilaku Konsumen Menuju Logistik Berkelanjutan

Layanan pengantaran makanan on-demand (ODFD) memang telah mengubah cara kita menikmati makanan dengan sangat praktis. Namun, ada dampak lingkungan yang besar yang muncul seiring dengan popularitasnya. Peningkatan jumlah kendaraan pengantar yang beroperasi menyebabkan kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan emisi karbon yang merugikan lingkungan. Maka, industri ini kini dihadapkan pada tantangan untuk tetap mempertahankan kenyamanan bagi konsumen, tetapi dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu solusi yang banyak dibahas adalah konsolidasi pesanan, di mana beberapa pesanan digabungkan dalam satu pengiriman untuk mengurangi jumlah kendaraan yang beroperasi. Selain itu, penggantian kendaraan bermotor berbahan bakar fosil dengan sepeda listrik (e-bike) yang lebih ramah lingkungan juga dianggap sebagai pilihan. Namun, kedua solusi ini mengharuskan konsumen untuk menunggu lebih lama. Mengingat bahwa waktu pengantaran yang cepat adalah faktor utama dalam kepuasan pelanggan, solusi ramah lingkungan ini bisa mengurangi kenyamanan yang biasa mereka nikmati.

Biasanya, untuk mengatasi masalah ini, banyak platform pengantaran makanan yang memberikan insentif harga, seperti diskon, untuk mendorong konsumen memilih pengantaran yang lebih ramah lingkungan meski harus menunggu lebih lama. Namun, masalahnya adalah penggunaan diskon sebagai insentif jangka panjang masih diragukan efektivitasnya. Diskon memang dapat menarik perhatian konsumen, tetapi dalam jangka panjang, hal ini justru merugikan profit perusahaan dan tidak membentuk perilaku yang berkelanjutan. Selain itu, fokus pada insentif finansial bisa mengabaikan tujuan yang lebih besar, seperti mendorong konsumen untuk memilih opsi yang lebih ramah lingkungan.

Penelitian ini mencoba menawarkan solusi alternatif dengan menggunakan informasi hijau, yaitu data tentang jejak karbon dari setiap opsi pengantaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah memberikan informasi ini kepada konsumen dapat mendorong mereka memilih pengantaran yang lebih ramah lingkungan, meskipun harus menunggu lebih lama. Hasilnya menunjukkan bahwa informasi hijau dapat mendorong konsumen untuk memilih opsi yang lebih ramah lingkungan, mirip dengan dampak yang diberikan oleh diskon. Yang menarik, ketika informasi hijau digabungkan dengan diskon, tidak ada peningkatan signifikan dalam keputusan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa menekankan informasi hijau saja lebih efektif daripada hanya mengandalkan insentif finansial.

Penelitian ini juga memperkenalkan teori “crowding out” atau efek pembatasan motivasi intrinsik. Secara sederhana, efek crowding out terjadi ketika pemberian insentif eksternal, seperti diskon, malah mengurangi motivasi internal seseorang untuk bertindak dengan alasan pribadi atau nilai yang lebih dalam. Dalam konteks ODFD, ketika konsumen diberi insentif finansial seperti diskon, mereka lebih cenderung melihat pilihan pengantaran yang ramah lingkungan sebagai sekadar cara untuk mendapatkan diskon, bukan sebagai langkah yang mereka ambil demi melindungi lingkungan. Hal ini mengurangi kekuatan motivasi mereka untuk bertindak secara berkelanjutan. Jadi, meskipun diskon bisa menarik perhatian sementara, itu bisa mengurangi dampak positif dari informasi hijau, yang mendorong konsumen untuk lebih sadar akan pentingnya keberlanjutan.

Dari perspektif bisnis, temuan ini memberikan beberapa poin penting. Platform ODFD bisa mulai mengintegrasikan informasi jejak karbon dalam opsi pengantaran mereka, memberikan kesempatan bagi konsumen untuk membuat pilihan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Selain itu, dengan mengurangi ketergantungan pada diskon dan lebih menekankan pada keberlanjutan, perusahaan bisa menciptakan hubungan yang lebih berkelanjutan dengan konsumen, yang tidak hanya berdasarkan pada keuntungan finansial, tetapi juga pada nilai-nilai bersama tentang kepedulian terhadap lingkungan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa informasi hijau bisa menjadi strategi yang efektif dalam mendorong konsumen memilih pengantaran yang lebih ramah lingkungan. Dengan mengurangi fokus pada insentif finansial dan lebih menekankan pada tanggung jawab lingkungan, perusahaan dapat menciptakan model bisnis yang lebih berkelanjutan, mengurangi biaya diskon yang merugikan, dan tetap mempertahankan loyalitas konsumen dalam jangka panjang.

Sumber: Budhi Wibowo, Nabila Zahra & Meirlin Hafilda (16 Sep 2024): Will e-consumers wait longer for a more sustainable on-demand food delivery? A choice experiment using green information, Journal of Foodservice Business Research, DOI: 10.1080/15378020.2024.2404741
Disclaimer: Sebagian konten dalam tulisan dikembangkan dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari platform OpenAI ChatGPT. AI digunakan untuk mengkonversi artikel ilmiah yang merupakan karya asli penulis ke dalam bahasa artikel populer. AI juga digunakan untuk membuat ilustrasi tulisan. Penulis tetap melakukan pengecekan dan pengeditan atas semua konten untuk memastikan akurasi, relevansi, serta kesesuaian dengan sumber aslinya.

Bisakah Konsolidasi Pesanan Makanan Online Jadi Solusi Ramah Lingkungan?

Belakangan ini, semakin banyak orang yang memilih memesan makanan melalui layanan pengiriman makanan on-line untuk menghemat waktu dan tenaga. Tidak perlu repot-repot keluar rumah atau mengantri di restoran, cukup pesan melalui aplikasi dan makanan akan diantar langsung ke depan pintu rumah. Namun, semakin banyak kendaraan pengiriman makanan yang beredar di jalanan dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi, kemacetan lalu lintas yang semakin parah, dan emisi karbon yang meningkat.

Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, sejumlah pakar telah merekomendasikan konsolidasi pengiriman dengan menggabungkan beberapa pesanan dari restoran yang berbeda untuk dikirim ke beberapa pelanggan secara bersamaan. Dalam konteks ini, Radhitya Virya Paramasuri dan Budhi S. Wibowo dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian untuk mengetahui dampak langsung dari konsolidasi pesanan dari perspektif berbagai pemangku kepentingan, seperti pelanggan, pengemudi, penyedia layanan, dan lingkungan. Dalam penelitian tersebut, mereka menggunakan model simulasi berbasis agen berdasarkan data pengiriman nyata dari konsumen di Yogyakarta, Indonesia.

Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa dengan pola pesanan yang ada hanya sebagian kecil dari semua pesanan yang dapat dikonsolidasikan karena batasan jendela waktu pengiriman dan kompleksitas rute yang diperlukan. Namun, pada situasi di mana konsolidasi pengiriman memungkinkan, metode konsolidasi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi bisnis dan lingkungan.

Penerapan konsolidasi pesanan makanan dapat mengurangi biaya bagi pelanggan dan meningkatkan produktivitas pengemudi. Selain itu, pengiriman konsolidasi juga dapat mengurangi emisi karbon, yang dapat memberikan dampak positif pada citra merek penyedia layanan dan menarik pelanggan yang lebih peduli lingkungan. Temuan ini tentunya menjadi kabar baik bagi penyedia dan pengguna layanan pengiriman makanan.

Namun, ada beberapa dampak negatif dari penerapan konsolidasi pengiriman makanan, yaitu pelanggan harus menunggu lebih lama dan pengemudi dapat menghasilkan pendapatan per pesanan yang lebih rendah. Tentunya, hal ini dapat mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.

Walau berpotensi memberikan pendapatan yang lebih kecil, konsolidasi pesanan sebenarnya dapat memberikan manfaat nyata bagi penyedia layanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsolidasi pesanan dapat menghasilkan durasi perjalanan yang lebih singkat, sehingga pengemudi dapat memanfaatkan waktu mereka secara lebih efisien dan menyelesaikan lebih banyak pesanan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan penyedia layanan. Di sisi lain, emisi karbon yang lebih rendah dari pengiriman yang dikonsolidasikan dapat membangun citra merek positif dan menarik lebih banyak pelanggan yang peduli lingkungan.

Bagi pengemudi, konsolidasi pesanan dapat meningkatkan efisiensi mereka dan memungkinkan mereka untuk menghasilkan lebih banyak penghasilan dengan jumlah kerja yang sama. Manfaat ini dapat menarik lebih banyak pengemudi untuk bergabung dengan usaha pengiriman makanan sehingga dapat meningkatkan persaingan dan meningkatkan layanan yang lebih baik untuk pelanggan.

Sedangkan bagi pelanggan, waktu tunggu yang lebih lama akibat konsolidasi pesanan tentunya dapat memengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, penyedia layanan dapat mempertimbangkan untuk menawarkan insentif kepada pelanggan yang bersedia menunggu lebih lama akibat pesanan yang dikonsolidasikan. Insentif tersebut dapat berupa cashback atau insentif non-finansial seperti poin hijau dan penghargaan lewat sosial media. Selain itu, penyedia layanan dapat juga berinvestasi untuk mengembangkan algoritma perencanaan rute yang lebih efisien untuk memastikan waktu pengiriman yang wajar, mesikipun melalui proses konsolidasi.

Dalam era digital saat ini, layanan pengiriman makanan online semakin populer dan menjamur di mana-mana. Namun, kita perlu ingat bahwa setiap tindakan yang kita lakukan selalu memiliki dampak, baik itu positif maupun negatif. Sehingga sebagai konsumen, kita perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari setiap tindakan kita dan memilih layanan pengiriman yang berkelanjutan. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa penting untuk mengembangkan strategi bisnis yang berkelanjutan dan efektif dalam memenuhi kebutuhan semua pihak, sambil mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi pada lingkungan.

Sumber: Sunarso, R. V., & Wibowo, B. S. (2023). The impact of consolidating on-demand food delivery on sustainability: A simulation study. LOGI: Scientific Journal on Transport and Logistics, 14(1), 286-297.
Disclaimer: Sebagian konten dalam tulisan dikembangkan dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari platform OpenAI ChatGPT. AI digunakan untuk mengkonversi artikel ilmiah yang merupakan karya asli penulis ke dalam bahasa artikel populer. AI juga digunakan untuk membuat ilustrasi tulisan. Penulis tetap melakukan pengecekan dan pengeditan atas semua konten untuk memastikan akurasi, relevansi, serta kesesuaian dengan sumber aslinya.

Mengapa driver ojol lebih baik ‘mangkal’ daripada berkeliling?

Siapa sih yang tidak kenal dengan layanan ojek online seperti Uber atau Grab? Dalam penggunaan layanan tersebut, kadangkala kita harus menunggu beberapa menit untuk mendapatkan sopir yang menerima permintaan kita. Namun, apakah kamu pernah bertanya-tanya apa yang dilakukan sopir selama menunggu penumpang berikutnya?

Belum lama ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Maraya Aghnia Suharno dan Budhi Wibowo dari UGM membahas pertanyaan tersebut dan menemukan bahwa sopir ojek online lebih baik memarkir kendaraannya dan menunggu permintaan berikutnya daripada berkeliling mencari penumpang baru.

Ketika seorang sopir menyelesaikan tugasnya mengantar penumpang, ia mungkin harus menunggu beberapa menit sebelum mendapatkan permintaan berikutnya. Beberapa sopir memilih untuk berkeliaran di sekitar kota mencari penumpang berikutnya, sementara yang lain lebih memilih untuk memarkir mobilnya dan menunggu permintaan berikutnya.

Penelitian tersebut menemukan bahwa sopir yang memarkir kendaraannya dan menunggu permintaan berikutnya mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan menjangkau penumpang dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan sopir yang berkeliaran mencari penumpang baru. Ketika sopir berkeliling di sekitar kota, mereka harus menempuh jarak yang lebih jauh dan membakar lebih banyak bahan bakar, yang tentu saja mengeluarkan biaya lebih banyak, menciptakan polusi, dan dapat mempengaruhi kesejahteraan dan risiko kecelakaan mereka.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan simulasi berbasis agen dengan memanfaatkan data terbuka dari taksi kuning di kota New York sebagai proksi pola permintaan dan penawaran dalam sistem ojek online. Simulasi tersebut dibangun untuk memperkirakan dampak parkir dan berkeliaran pada sopir, penumpang, dan perusahaan ojek online. Temuan penelitian menyarankan bahwa perusahaan ojek online dapat mengambil manfaat dengan mendorong sopir mereka untuk memarkir kendaraan mereka di area yang ramai dan menunggu permintaan berikutnya, daripada berkeliaran tanpa tujuan.

Berbagai manfaat nyata dapat diperoleh jika perusahaan ojek online mendorong sopirnya untuk memarkir kendaraannya dan menunggu permintaan berikutnya. Pertama, dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara karena sopir tidak berkeliaran terlalu jauh. Kedua, dapat mengurangi waktu tunggu penumpang karena sopir akan lebih dekat dengan penumpang ketika permintaan datang. Ketiga, dapat menghemat uang sopir karena mereka tidak perlu berkeliaran terlalu jauh, yang akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Terakhir, hal ini juga dapat mengurangi kelelahan, meningkatkan kesejahteraan dan fokus, sehingga mengurangi risiko kecelakaan saat mengemudi.

Lalu, apa yang dapat dilakukan perusahaan ojek online untuk mendorong sopirnya memarkir kendaraannya dan menunggu permintaan berikutnya?

  • Pertama, perusahaan ojek online bisa menyediakan lebih banyak tempat parkir bagi sopir di daerah-daerah sibuk. Hal ini akan memudahkan sopir untuk mencari tempat parkir dan menunggu permintaan selanjutnya.
  • Solusi lainnya adalah dengan menjalin kerja sama dengan tempat parkir yang sudah ada, seperti mal atau parkir gedung, untuk menyediakan tempat parkir yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh para sopir ojek online. Hal ini akan memungkinkan sopir untuk memarkir kendaraan di lokasi yang lebih terpusat sehingga lebih mudah bagi penumpang untuk menemukan mereka dan mengurangi waktu yang dihabiskan sopir untuk mencari penumpang.
  • Perusahaan ojek online juga dapat memberikan edukasi kepada para sopir mengenai manfaat memarkir kendaraan dan menunggu permintaan berikutnya, baik bagi diri mereka sendiri maupun lingkungan sekitar. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran para sopir mengenai pentingnya tindakan yang ramah lingkungan dan juga mengurangi risiko kecelakaan akibat kelelahan karena berkendara terus-menerus.

Sebagai kesimpulan, para sopir ojek online sebaiknya memarkir kendaraannya dan menunggu permintaan berikutnya daripada berkendara secara terus-menerus. Hal ini akan memberikan banyak manfaat, termasuk mengurangi kemacetan lalu lintas, polusi udara, waktu tunggu penumpang, dan meningkatkan keuntungan para sopir. Dengan bekerja sama dengan penyedia tempat parkir, perusahaan ojek online dapat menciptakan praktik ojek online yang lebih efisien dan berkelanjutan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.

Sumber: Maraya Agnia, Budhi Wibowo (2023) Analyzing the Impact of Cruising and Parking by Drivers to Ride Hailing Service's Quality using SImulation. Skripsi, Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada (private library collection).
Disclaimer: Sebagian konten dalam tulisan dikembangkan dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari platform OpenAI ChatGPT. AI digunakan untuk mengkonversi artikel ilmiah yang merupakan karya asli penulis ke dalam bahasa artikel populer. AI juga digunakan untuk membuat ilustrasi tulisan. Penulis tetap melakukan pengecekan dan pengeditan atas semua konten untuk memastikan akurasi, relevansi, serta kesesuaian dengan sumber aslinya.